Minggu, 12 April 2020

MACAM-MACAM TANDA BACA BRAILLE (BAGIAN 1)




1.       TANDA TITIK
Beberapa ketentuan tanda titik dalam braille
-          Untuk mengakhiri kalimat.
-          Untuk memberi titik di belakang gelar, jabatan, dan singkatan.
-          Tidak digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dll.
-          Tidak digunakan untuk memisahkan tanda waktu.

Simbolnya pada titik 2-5-6
Simbolnya seperti huruf d, namun turun ke bawah.


2.       TANDA KOMA
Beberapa ketentuan tanda koma dalam braille
-          Digunakan seperti dalam kententuan PUEBI.
-          Tidak digunakan dalam tanda koma angka desimal.
-          Digunakan untuk memisahkan angka yang besar (misal ribuan, jutaan)

Simbolnya pada titik 2
Simbolnya seperti huruf a, namun turun ke bawah.


3.       TANDA TITIK DUA
Ketentuan pengunaan tanda titik dua
-          Penggunaan tanda titik dua sesuai dengan EYD
-          Digunakan untuk menuliskan tanda waktu atau memisahkan unit jam, unit
menit.
Simbolnya pada titik 2-5
Simbolnya seperti huruf b, namun turun ke bawah.


4.       TANDA TANYA
Penggunaan seperti PUEBI
 Simbolnya pada titik 2-3-6

Simbolnya seperti huruf h, namun turun ke bawah.

⠏⠑⠍⠆⠝⠞⠥⠅⠁⠝⠀⠓⠥⠗⠥⠋⠀⠃⠗⠇






⠓⠥⠗⠥⠋⠀⠠⠃⠗⠇⠀⠙⠊⠎⠥⠎⠥⠝⠀⠞⠻⠙⠊⠗⠊⠀
⠙⠜⠊⠀⠑⠝⠁⠍⠀⠞⠊⠞⠊⠅⠀⠞⠊⠍⠃⠥⠇⠙⠢⠛⠁⠝⠀
⠏⠕⠎⠊⠎⠊⠀⠧⠻⠞⠊⠅⠁⠇⠀⠙⠁⠝
⠙⠥⠁⠀⠞⠊⠞⠊⠅⠀⠓⠕⠗⠊⠵⠕⠝⠞⠁⠇⠀
⠐⠣⠎⠑⠏⠻⠞⠊⠀⠏⠕⠇⠁⠀⠅⠜⠞⠥⠀⠙⠕⠍⠔⠕⠐⠜⠲⠀
⠠⠞⠊⠞⠊⠅⠀⠊⠞⠍⠃⠥⠇⠀⠊⠞⠥⠀⠙⠊⠃⠻⠊⠀⠝⠁⠍⠁⠀⠝⠕⠍⠕⠗⠀⠥⠗⠥⠞
⠼⠁⠤⠼⠃⠤⠼⠉⠂⠀⠼⠙⠤⠼⠑⠤⠼⠋⠲⠀
⠠⠓⠥⠗⠥⠋⠀⠠⠃⠗⠇⠀⠁⠝⠞⠜⠁⠀⠍⠑⠝⠥⠇⠊⠎⠀
⠙⠁⠝⠀⠍⠑⠍⠃⠁⠉⠁⠀⠍⠑⠍⠊⠇⠊⠅⠊⠀⠉⠜⠁⠀
⠃⠻⠅⠑⠃⠁⠇⠊⠅⠁⠝⠲
⠠⠍⠑⠝⠥⠇⠊⠎⠀⠓⠥⠗⠥⠋⠀⠠⠃⠗⠇⠀⠞⠊⠙⠁⠅⠀⠙⠁⠏⠁⠞⠀⠇⠁⠝⠛⠎⠥⠝⠛⠀
⠙⠁⠏⠁⠞⠀⠙⠊⠃⠁⠉⠁⠀⠎⠑⠏⠻⠞⠊⠀
⠍⠑⠝⠥⠇⠊⠎⠀⠓⠥⠗⠥⠋⠀⠉⠑⠞⠁⠅⠲
⠠⠉⠜⠁⠀⠍⠑⠝⠥⠇⠊⠎⠝⠽⠁⠀⠙⠜⠊⠀⠜⠁⠓⠀⠅⠊⠗⠊⠀
⠙⠑⠝⠛⠁⠝⠀
⠍⠑⠍⠃⠥⠁⠞⠀⠞⠥⠎⠥⠅⠁⠝⠀⠏⠁⠙⠁⠀⠗⠑⠛⠇⠑⠞⠀
⠅⠑⠍⠥⠙⠊⠁⠝⠀⠥⠝⠞⠥⠅
⠍⠑⠍⠃⠁⠉⠁⠝⠽⠁⠀⠅⠻⠞⠁⠎⠀⠙⠊⠃⠁⠇⠊⠅⠀
⠙⠊⠃⠁⠉⠁⠀⠙⠜⠊⠀⠜⠁⠓⠀⠅⠊⠗⠊⠀⠅⠑⠀⠅⠁⠝⠁⠝⠲


Minggu, 05 April 2020

Menyemai Nilai Inklusi Multikultur di Perguruan Tinggi

Harapan besar yang disampirkan kepada Perguruan Tinggi dapat menjadi semangat bagi kampus untuk menghasilkan lulusan yang memahami keanekaragaman budaya dan berkarakter profetik, sekaligus menjadi beban yang sangat besar apabila perguruan tinggi tidak mampu memfasilitasi para mahasiswa, terutama bagi mahasiswa yang masih terperangkap dalam primordialisme. Tantangan ini berupa tidak luwesnya lulusan dalam merespon perbedaan, mudah curiga, kepekaan yang kurang kepada lingkungan dan tidak mampu memberikan apresiasi pada perbedaan sehinga cenderung subjektif. Tantangan ini wajar terjadi karena kampus sebagai tempat penggodokan para mahasiswa tidak hanya memproses mahasiswa menjadi pribadi yang cerdas, namun juga menjadi pribadi unggul yang berkarakter mulia. 


Tulisan lengkap dapat dilihat dalam buku ini (dicetak terbatas);

school mapping hazard mutlak disosialisasikan kepada penyandang disabilitas di daerah rawan bencana

Satu dari lima prioritas pelaksanaan kegiatan dalam Kerangka Kerja Hyogo (HFA) pada tahun 2005-2015 adalah membangun bangsa dan masyarakat...