Judul : 450 gram, Perjuangan bayi-bayi prematur menghirup nafas kehidupan
Karya : Christine Gleason
Penerbit : B-first (PT Bentang Pustaka)
Tahun : 2009
Tebal : vi+398
Sebuah kebetulan, dulu ketika aku sedang memuaskan diri di sebuah toko buku, aku menemukan buku yang berjudul 450 gram. Sesaat setelah aku memegangnya, aku lantas meletakkan kembali dan lebih memilih membeli Sabili. Dan sekitar satu tahun setelahnya, aku menemukan buku itu di Islamic Book Fair dengan harga yang jauh-jauh di bawahnya-only Rp.15.000,- aku pun membelinya. Oportunis : )
Kata Sherwin Nuland-penulis How we die and the soul of medicine, itu termasuk buku yang luar biasa. Susan Wiggs (Fireside) pun mengatakan bahwa 450 gram merupakan memoar yang ditulis dengan emosi yang meluap-luap dan akan mengaduk-aduk perasaan kita.
Memang benar, buku yang berisi 16 kisah itu memang sangat touchy. Apalagi memang hampir semuanya menceritakan tentang seorang yang bertahan hidup. Ada beberapa kisah yang berujung pada kematian, tapi tidak semuanya berkisah tentang hal menakutkan itu. Ada kisah yang berakhir indah, seperti kisah Travis pada bab ke 9.
Tapi seperti buku terjemahan kebanyakan, kadang kala “rasa” yang ditulis penulis aslinya kurang dapat sampai-hal ini juga aku rasakan saat membaca buku (khususnya buku-buku fiksi, bukan non fiksi) lainnya. Apalagi kata “I” diterjemahkan dengan “saya”, bukan “aku”. Aku berpikir bahwa suatu karangan akan lebih dapet sedihnya jika menggunakan kata “aku”, bukan “saya”.
Berikut ini akan aku ketikkan penggalan bab yang sedikit membuat aku meradang sekaligus membiru.
Bab 5, tentang Patrick
.....bahwa dia adalah mahasiswa junior di sebuah kampus lokal, berusia 20 tahun dan lajang. Dia terus menyangkal dengan mengatakan bahwa dia tidak pernah mengira kalau dia sedang hamil, dan mengingat betapa kecilnya si bayi dan betapa besarnya dia-seseorang bahkan menyebut dia “gembrot”, hal tersebut tidak terlalu mengagetkan. Saya juga membaca bahwa dia tidak yakin siapa ayah bayinya-dia punya beberapa pacar selama enam bulan terakhir.....
....Ketika saya menanyakan hal-hal yang sejauh ini telah dia ketahui tentang bayinya, dia menanggapi dengan berkata,”Begini, saya telah memutuskan untuk merelakannya diadopsi. Saya tidak mungkin mengasuh seorang bayi atau membesarkan seorang anak dalam kondisi saya saat ini.....Saya tidak ingin terlalu dekat dengan bayi itu, jadi saya benar-benar tidak ingin mengetahui segala sesuatu tentang dirinya dan saya juga tidak ingin melihatnya....” (page 87)
----- Walaupun begitu, buku ini merupakan salah satu buku yang bisa kita baca untuk mengetahui dunia kedokteran yang penuh dengan dinamika. Dan juga sekelumit potret tentang seks liberal di dunia barat....-----
Langganan:
Postingan (Atom)
school mapping hazard mutlak disosialisasikan kepada penyandang disabilitas di daerah rawan bencana
Satu dari lima prioritas pelaksanaan kegiatan dalam Kerangka Kerja Hyogo (HFA) pada tahun 2005-2015 adalah membangun bangsa dan masyarakat...
-
Pendahuluan Tunanetra merupakan salah satu jenis kelainan pada indra (sensory), yaitu kelainan pada indra penglihatan (mata),. Secara umun...
-
FILM EAGLE DOC SERIES: berteman dengan perbedaan merupakan film dokumenter pembelajaran di sekolah inklusi. Basic story dari film pendek...