Dwitya Sobat Ady Dharma
Kurikulum khusus merupakan kurikulum yang dirancang
khusus untuk difabel. Kurikulum ini diberikan agar tunanetra dapat
mengembangkan potensinya. Misalnya life skill yang meliputi kecakapan personal (kecakapan mengenal diri; self awareness) dan kecakapan berpikir rasional (thinking
skills). Kurikulum khusus bagi tunanetra berupa training Orientasi dan Mobilitas (O&M).[1]
Sebagaimana struktur kurikulum yang telah dikembangkan, substansi muatan
program khusus bagi tunanetra bertujuan untuk memandirikannya agar dapat beraktivitas dengan meminimalisasi bantuan orang lain, salah satunya untuk memperluas akses keselamatan
ketika gempa melanda.
“Orientation and Mobility (O&M) is the ability of
children to move about his environment and interact with it has important
educational and social effect. Educationally, it allow him to develop realistic
conceps about his environment and thus enables him to participate more fully in
learning experiences with seeing children. Socially, it helps to dispel the
notion that visually impairment persons are helpless and dependent, and fosters
the notion they can become fully participating and contributing members of
society.”
Berdasarkan pernyataan Lowenfeld, O&M merupakan
kemampuan seseorang untuk bergerak dan berinteraksi dalam lingkungan, yang
mempunyai manfaat strategis dalam segi edukasi dan sosialnya. Dalam segi edukasi, akan mengembangkan konsep yang nyata tentang lingkungan
dan memungkinkannya untuk lebih berpartisipasi dalam proses belajar. Dalam segi
sosial, kemampuan O&M membantunya untuk menyingkirkan pendapat bahwa tunanetra
adalah seseorang yang tak berdaya dan selalu bergantung. Harapannya, mereka dapat berpartisipasi penuh dan berkontribusi
sebagai anggota masyarakat.
Tujuan training O&M terkait dengan pandangan
bahwa pembelajaran konsep dasar O&M
pada tunanetra sedini mungkin akan membuatnya lebih paham akan dirinya dan
lingkungan (dalam tujuannya untuk menyelamatkan diri). Heward dan Orlansky (1988)[3] pun mengatakan bahwa “It is extremely important that, from an
early age, visually impaired children be taught basic concepts that will
familiarize them with their own bodies and their surroundings.” Memang, tahun-tahun pertama pada anak merupakan
kesempatan yang tepat untuk melatih dan mengembangkan kemampuan mengenali dirinya sendiri dan lingkungan, sehingga
diharapkan dapat meminimalisasi ketergantungan tunanetra kepada orang lain.
Horton (1986) juga mengatakan,
“With training O&M, however, these people
can learn to move safely around their villages. This allows them more freedom
and makes them less dependent on family and friends. Children can learn to walk
to school and adults can learn to walk to work or to the garden. When blind
people can travel safely in familiar surroundings, they can become more active
in family and community activities.”[4]
Dari pendapat tersebut dapat dilihat urgensi dari
training O&M. Kemampuan O&M akan membuatnya lebih bebas dan tidak
tergantung dari kerabat dan temannya. Oleh karena itu tujuan akhir dalam
training O&M adalah membuatnya mampu memasuki setiap lingkungan yang
dikenal maupun tidak dikenal dengan aman dan efisien. O&M mengajarkan tunanetra
untuk dapat bergerak dan menyelamatkan diri ketika orang-orang melupakannya.
Adapun tujuan meningkatkan kemampuan O&M adalah agar tunanetra dapat
bergerak dengan selamat, bergerak dengan mandiri, dan dapat bergerak secara
efektif serta efisien.
[1]Buku Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar Program Khusus Orientasi dan Mobilitas. Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa. (2007). Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Orientasi dan Mobilitas. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
[2]Blackhust, A. E. and
Berdine, W. H. (1981). An Introduction to Special Education. Toronto: Little, Brown and
Company.h. 230.
[3]Heward, W. L. and Orlansky. (1988). Exceptional Children: An Introductory Survey
of Special Education. Ohio: Merril Publishing Company.
h.317.
[4] Horton, J. K.. (1986). Community
Based Rehabilitation of The Rural Blind (A Training Guide for Field Workers).
New York, USA: Helen Keller Internasional, Inc. h .9.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar