Minggu, 05 April 2020

Menyemai Nilai Inklusi Multikultur di Perguruan Tinggi

Harapan besar yang disampirkan kepada Perguruan Tinggi dapat menjadi semangat bagi kampus untuk menghasilkan lulusan yang memahami keanekaragaman budaya dan berkarakter profetik, sekaligus menjadi beban yang sangat besar apabila perguruan tinggi tidak mampu memfasilitasi para mahasiswa, terutama bagi mahasiswa yang masih terperangkap dalam primordialisme. Tantangan ini berupa tidak luwesnya lulusan dalam merespon perbedaan, mudah curiga, kepekaan yang kurang kepada lingkungan dan tidak mampu memberikan apresiasi pada perbedaan sehinga cenderung subjektif. Tantangan ini wajar terjadi karena kampus sebagai tempat penggodokan para mahasiswa tidak hanya memproses mahasiswa menjadi pribadi yang cerdas, namun juga menjadi pribadi unggul yang berkarakter mulia. 


Tulisan lengkap dapat dilihat dalam buku ini (dicetak terbatas);

school mapping hazard mutlak disosialisasikan kepada penyandang disabilitas di daerah rawan bencana

Satu dari lima prioritas pelaksanaan kegiatan dalam Kerangka Kerja Hyogo (HFA) pada tahun 2005-2015 adalah membangun bangsa dan masyarakat...