Kamis, 26 Maret 2020

Mengenal Anak Tunagrahita (ATG)



Anak Tunagrahita (atau disebut juga disabilitas intelektual) adalah anak yang mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental-intelektual di bawah rata-rata dan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik/ perkembangan sehingga memerlukan layanan pendidikan khusus. ATG  mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. ATG selalu menunjuk pada keterhambatan fungsi kecerdasan secara umum berada di bawah usia kronologis sehingga membutuhkan layanan khusus.

Perkembangan kognitif ATG sangat berpengaruh pada motivasi untuk terlibat di kelas (Proctor et al, 2014: 198; Lichtinger & Kaplan, 2015: 169, Bryant et al, 2015: 72). Kemajuan ini dibentuk pada awal-awal kehidupan yang sangat dipengaruhi faktor fisik, psikis, dan psikososial. Apabila tiga faktor tersebut mengalami hambatan, maka akan menghasilkan pola-pola abnormal, misalnya self-concept dan self-esteem yang rendah. Kemampuan ini akan saling berinteraksi sehingga self-esteem yang buruk akan menghasilkan keterlibatan yang buruk pula. Bergen (2013) menyebutkan bahwa keterlibatan yang buruk ini juga dipengaruhi oleh self-efficacy yang rendah.

ATG dapat dikelompokkan menjadi tiga (berdasarkan berat ringannya ketunaan)
1. Tunagrahita Ringan
ATG ringan pada umumnya memiliki kondisi fisik tidak jauh berbeda dengan anak reguler. ATG ringan mempunyai IQ antara kisaran 50 s/d 70. ATG ringan termasuk kelompok mampu didik, mereka masih bisa dididik untuk membaca, menulis dan berhitung, serta  dapat menyelesaikan pendidikan setingkat kelas IV SD reguler.

2. Tunagrahita Sedang
ATG sedang termasuk kelompok latih. kondisi fisiknya sudah dapat terlihat, tetapi ada sebagian anak tunagrahita yang mempunyai fisik normal. Kelompok ini mempunyai IQ antara 30 s/d 50. ATG sedang dapat menyelesaikan pendidikan setingkat kelas 2 SD reguler.

3. Tunagrahita Berat
ATG berat tidak mampu menerima pendidikan secara akademis (termasuk kelompok mampu rawat). IQ mereka rata-rata 30 kebawah. Dalam kegiatan sehari-hari, membutuhkan bantuan orang lain.



Kesulitan spesifik ATG

1.      Rentang perhatian: sering terlihat bermasalah dalam memperhatikan dengan seksama akan
aspek-aspek yang relevan dari situasi belajar.
2.      Memori: Sebagian besar anak dengan gangguan intelektual ini mengalami kesulitan menyimpan informasi dalam jangka panjang.
3.      Generalisasi: Biasanya pada anak dengan hambatan intelektual, mereka tidak dapat mengeneralisasi apa yang dipelajari, mereka gagal menerapkannya pada situasi baru yang berbeda



Seseorang dikatakan tunagrahita apabila memiliki tiga indikator, yaitu:
1) keterhambatan fungsi kecerdasan secara umum atau di bawah rata-rata;
2) ketidakmampuan dalam prilaku sosial/adaptif; dan
3) hambatan perilaku sosial/adaptif terjadi pada usia perkembangan yaitu sampai dengan usia 18 tahun.

Tidak ada komentar:

school mapping hazard mutlak disosialisasikan kepada penyandang disabilitas di daerah rawan bencana

Satu dari lima prioritas pelaksanaan kegiatan dalam Kerangka Kerja Hyogo (HFA) pada tahun 2005-2015 adalah membangun bangsa dan masyarakat...