Anak Tunagrahita (atau disebut juga disabilitas
intelektual) adalah anak yang mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan
mental-intelektual di bawah rata-rata dan mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan tugas-tugas akademik/ perkembangan sehingga memerlukan layanan
pendidikan khusus. ATG mempunyai
kemampuan intelektual di bawah rata-rata. ATG selalu menunjuk pada
keterhambatan fungsi kecerdasan secara umum berada di bawah usia kronologis sehingga
membutuhkan layanan khusus.
Perkembangan
kognitif ATG sangat berpengaruh pada motivasi untuk terlibat di kelas (Proctor
et al, 2014: 198; Lichtinger & Kaplan, 2015: 169, Bryant et al, 2015: 72).
Kemajuan ini dibentuk pada awal-awal kehidupan yang sangat dipengaruhi faktor
fisik, psikis, dan psikososial. Apabila tiga faktor tersebut mengalami
hambatan, maka akan menghasilkan pola-pola abnormal, misalnya self-concept dan self-esteem yang rendah. Kemampuan ini akan saling berinteraksi
sehingga self-esteem yang buruk akan
menghasilkan keterlibatan yang buruk pula. Bergen (2013) menyebutkan bahwa
keterlibatan yang buruk ini juga dipengaruhi oleh self-efficacy yang rendah.
ATG dapat dikelompokkan menjadi tiga (berdasarkan
berat ringannya ketunaan)
1. Tunagrahita Ringan
ATG ringan pada umumnya memiliki kondisi fisik tidak jauh berbeda dengan anak reguler. ATG ringan mempunyai IQ antara kisaran 50 s/d 70. ATG ringan termasuk kelompok mampu didik, mereka masih bisa dididik untuk membaca, menulis dan berhitung, serta dapat menyelesaikan pendidikan setingkat kelas IV SD reguler.
1. Tunagrahita Ringan
ATG ringan pada umumnya memiliki kondisi fisik tidak jauh berbeda dengan anak reguler. ATG ringan mempunyai IQ antara kisaran 50 s/d 70. ATG ringan termasuk kelompok mampu didik, mereka masih bisa dididik untuk membaca, menulis dan berhitung, serta dapat menyelesaikan pendidikan setingkat kelas IV SD reguler.
2. Tunagrahita Sedang
ATG sedang termasuk kelompok latih. kondisi fisiknya sudah dapat terlihat, tetapi ada sebagian anak tunagrahita yang mempunyai fisik normal. Kelompok ini mempunyai IQ antara 30 s/d 50. ATG sedang dapat menyelesaikan pendidikan setingkat kelas 2 SD reguler.
3. Tunagrahita Berat
ATG berat tidak mampu menerima pendidikan secara akademis (termasuk kelompok mampu rawat). IQ mereka rata-rata 30 kebawah. Dalam kegiatan sehari-hari, membutuhkan bantuan orang lain.
Kesulitan spesifik ATG
1.
Rentang perhatian: sering
terlihat bermasalah dalam memperhatikan dengan seksama akan
aspek-aspek yang relevan dari situasi belajar.
aspek-aspek yang relevan dari situasi belajar.
2.
Memori: Sebagian besar anak dengan
gangguan intelektual ini mengalami kesulitan menyimpan informasi dalam jangka panjang.
3.
Generalisasi: Biasanya pada
anak dengan hambatan intelektual, mereka tidak dapat mengeneralisasi apa yang
dipelajari, mereka gagal menerapkannya pada situasi baru yang berbeda
Seseorang dikatakan tunagrahita apabila memiliki
tiga indikator, yaitu:
1) keterhambatan fungsi kecerdasan secara umum atau di bawah rata-rata;
2) ketidakmampuan dalam prilaku sosial/adaptif; dan
3) hambatan perilaku sosial/adaptif terjadi pada usia perkembangan yaitu sampai dengan usia 18 tahun.
1) keterhambatan fungsi kecerdasan secara umum atau di bawah rata-rata;
2) ketidakmampuan dalam prilaku sosial/adaptif; dan
3) hambatan perilaku sosial/adaptif terjadi pada usia perkembangan yaitu sampai dengan usia 18 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar