Ketika berbicara tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, akan ada banyak dimensi yang tersentuh, misalnya saja kreatifitas, daya saing, keterbukaan, ruang berekspresi dan kemandirian yang didukung oleh birokasi yang memberdayakan. Dimensi tersebut sangat penting untuk disentuh dan dikembangkan, namun seringkali tidak dapat bergerak seimbang khususnya bagi penyandang difabel. Melihat kenyataan, selama ini usaha-usaha yang telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan daya saing penyandang difabel belum optimal. Pemberdayaan hanya terfokus pada masyarakat mayoritas dan k u r a n g m e r e n g k u h p a d a k a u m m a r g i n a l .
lalu bagaimana solusinya?
esai sederhana dari saya berjudul "Pendidikan Pra-Vokasional yang Berkelanjutan untuk Kemandirian Difabel di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN" dapat dicermati di link berikut:
antologi PERMITHA
terimakasih
lalu bagaimana solusinya?
esai sederhana dari saya berjudul "Pendidikan Pra-Vokasional yang Berkelanjutan untuk Kemandirian Difabel di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN" dapat dicermati di link berikut:
antologi PERMITHA
terimakasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar